Kekuatan Allah dan Kelemahan Sesembahan Selain-Nya


 

 Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail,MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)

Surah Al-Isra’ ayat 56: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Dia. Mereka tidakayat  akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengalihkannya.” (QS. Al-Isra’ ayat 56)

Sabab nuzul ayat ini sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhārī dari Ibnu Mas’ūd, bahwa ada manusia yang menyembah manusia dan jin. Sebagian jin tersebut masuk Islam, sementara sebagian lainnya tetap dalam keyakinannya. Maka turunlah ayat ini. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk mengatakan kepada kaum musyrikin Mekah, "Ketika kalian ditimpa bahaya, seperti kemiskinan atau serangan penyakit, cobalah panggil sesembahan yang kalian anggap sebagai tuhan selain Allah. Apakah mereka mampu menghilangkan bahaya yang menimpa kalian?"

Allah menegaskan bahwa sesembahan selain-Nya tidak memiliki kekuasaan untuk menolak atau memindahkan bahaya. Hanya Allah, Pencipta alam semesta sekaligus Pencipta manusia, yang memiliki kekuasaan mutlak untuk melakukannya. Oleh karena itu, hanya Allah yang pantas untuk disembah.

Ayat ini menjadi sindiran bagi keyakinan sebagian orang yang menganggap bahwa berhala atau sesembahan lain dapat memberikan perlindungan atau pertolongan dalam menghadapi kesulitan. Padahal, mereka tidak memiliki kemampuan apa pun untuk mengatasi masalah atau menghindarkan bahaya. Faktanya, sesembahan tersebut justru tidak dapat menolong diri mereka sendiri, apalagi orang yang menyembahnya. Allah dengan tegas mengingatkan bahwa hanya Dia yang memiliki kuasa penuh untuk menanggulangi segala masalah yang dihadapi manusia.

Selain itu, ayat ini juga menegaskan bahwa tidak ada yang mampu mengalihkan bahaya atau memberi manfaat kepada seseorang selain Allah. Ketika seseorang menghadapi kesulitan, tantangan, atau ancaman dalam hidupnya, tidak ada yang dapat mengubah takdir tersebut kecuali Allah. Sesembahan selain-Nya tidak memiliki daya dan kekuatan untuk memberikan solusi atau pertolongan dalam situasi apa pun. Bahkan, mereka yang dijadikan sesembahan itu sendiri, baik makhluk hidup maupun benda mati, adalah ciptaan Allah yang tidak memiliki kekuatan sedikit pun. Oleh karena itu, ayat ini mengingatkan manusia untuk tidak bergantung pada selain Allah karena sesembahan tersebut tidak memiliki kekuasaan yang sebenarnya.

Ayat ini juga menekankan konsep tauhid, yakni menyembah hanya kepada Allah. Tauhid merupakan landasan utama dalam ajaran Islam yang menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Jika seseorang meyakini bahwa ada entitas lain yang dapat menolong mereka selain Allah, maka mereka telah melakukan kesyirikan. Keyakinan bahwa hanya Allah yang dapat memberikan manfaat dan menghindarkan keburukan merupakan prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim.

Selain itu, ayat ini juga mengajarkan pentingnya menjauhi ilusi dan keyakinan palsu yang dapat menyesatkan seseorang untuk menyembah selain Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali tergoda oleh rasa takut yang berlebihan terhadap makhluk atau benda tertentu. Keyakinan semacam ini dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kesyirikan. Oleh sebab itu, ayat ini mengingatkan manusia untuk kembali kepada Allah sebagai satu-satunya sumber pertolongan sejati.

Akhirnya, ayat ini berfungsi sebagai peringatan bagi umat manusia untuk tidak menyekutukan Allah. Jika seseorang tetap meyakini bahwa selain Allah dapat memberikan manfaat atau perlindungan, maka ia telah tersesat. Ayat ini mengajarkan agar umat Islam selalu memusatkan keyakinannya hanya kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Kuasa. Dengan demikian, manusia akan meraih keselamatan dan perlindungan sejati yang hanya dapat diberikan oleh Allah. Allah adalah satu-satunya yang patut disembah, dan segala kekuatan serta pertolongan berasal dari-Nya. Wallahu al-Musta‘an.

 

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama