Prof. Dr. H. Zainal Abidin Alawy, MA
Penceramah Masjid Raya Baiturrahman
Dari Usamah r.a.berkata : Aku mendengar Nabi SAW bersabda :Pada hari qiamat akan dihadirkan seseorang yang kemudian dia dilempar ke neraka, isi perutnya keluar dan terburai sehingga ia berputar-putar bagaikan seekor keledaiyang berputar-putar me-narik mesin gilingnyamaka penduduk neraka berkumpul mengeliling-inya, seraya berkata : Wahai Fulan! Apa yang terjadi denganmu? Bukankah kamu dahulu (di dunia)orang yang memerintah-kan kami berbuat yang ma’ruf dan melarangkami berbuat mungkar?Orang itu berkata : Akumemang memerintahkankalian agar berbuat yang ma’ruf akan tetapi akusendiri tidak melaksanakannya dan aku melarangkalian berbuat mungkarnamun malah aku yang mengerjakannya (H.R.Bukhari ; lihat Terje-mahan Abi Juairah Al Bukhari ; hadits ke-176).
Hadits ini mengandung peringatan kepada juru da’wah atau kepada siapapun yang seringkali memberi peringatan kepada pihak lain atau masyarakat di dunia ini, mewashiatkan kepada orang lain untuk melakukan perbuatan ma’ruf yang bernilai kebaikan untuk dikerjakan dalam hidupnya. Ternyata diacuma mengingatkan orang lain sedangkan dia sendiri tidak mengamalkan apa yang diaanjurkan dalam perbuatan yang ma’ruf, sekedar menyeru kepada orang lain sedangkan dia sendiri tidak mengamalkan isi anjurannya. Diamenyampaikan seruannya dengan berapiapi padahal dia sendiri tidak pernah mengamalkan seruan yang disampaika nitu untuk dirinya sendiri. Demikian juga secara bersungguh-sungguh mencegah dan melarang orang lain meninggalkan perbuatan mungkar, ma’shiat dan berbagai perbuatan yang terlarang. Sayangnya, dia sendiri secara sengaja melakukan berbagai yang mengandung kejahatan serta dapat merugikan dirinya sendiri dan juga pihak lain. Dia sendiri mengerti betul mana yang termasuk perbuatan ma’ruf dan amal-amal yang mengandung kebaikan dan kejahatan akan tetapi dia tidak pernah mempraktekkan apa yang seringkali dianjurkan dan dicegahkepada pihak lain. Bagimereka yang berbuat de-mikian akan mendapatresiko dan sanksi yangbakal diterima di akhiratkelak. Di akhirat dia me-nerima sanksi dari tinda-kan dan tingkah lakunyayang menyimpang sertadiazab yang lebih berat. Azabnya demikian pe-dihnya yaitu perutnyadirobek di dalam dandilukiskan dengan berputar-putar dengan isiperut berhamburan. Diamerasakan azab dan petaka yang berat menimpanya terus menerus takdiampunkan dan siksaanyang kekal dideritanya di akhirat nanti.
Nabi SAW memberi peringatan kepada siapa saja saat di dunia yang pernah menempati kedudukan sebagai penganjur penda’wah, mubaligh, guru agama dan semua orang yang berperan sebagai dai haruslah mampu menjaga martabat sebagai penerang agama. Tidaklah mudah menyandangtugas sebagai penda’wah karena diminta pertanggungjawaban yang tinggi untuk mampu menempatkan dirinya sesuai dengan apa yang diucapkan dalam isi anjuran, kajian dan panduannya kepada pihaklain. Bagi yang mampu mempertahankan diri sesuai dengan apa yang diucapkan maka akan memperoleh kedudukan yang baik dan tinggi disisi Allah SWT dan surga-Nya di akhirat kelak. Seorang mu’allim adalah guru yang bersifat taqwa: mengamalkan ma’ruf dan meninggalkan segalayang mungkar, memberi teladan dan uswah yang dimiliki Rasulullah SAW menuntun dan membimb-ing manusia dengan penuhkebijaksanaan, dipatuhi nasehatnya, diteladanigerak-geriknya, mampu menjaga marwahnya, selalu ikhlas dalam beramal dan selalu minta petunjuk serta hidayah Allah SWT. Wallahu a’lamubishshawab.