(Belum) Merdeka

 

Oleh : Murizah Hamzah

 APAKAH rakyat Indonesia sudah merdeka dari penjajah? Jawabanya ya secara fisik. Tidak ada lagi serdadu kolonial Belanda yang menodong senjata atau menendang rakyat. Secara fisik, Ibu Pertiwitidak dijajah lagi oleh negara mana pun. Penjajah bertubuh tinggi berambut pirang sudah kembali ke Holang ataumenjadi warga sipildi RI. Sekadar catatan, kolonial Belanda menyewa serdadu dari Eropa, orang Jawa, Sunda, Menado, Ambon dan sebagainya. Siapa saja serdadu bayaran yang berperang di Aceh bisa diperiksa nama-nama serdadu tersebut di Kherkof dekat lapangan Blang Padang Banda Aceh. 

Secara pemikiran,bisa jadi rakyat belum Merdeka. Masih adawarisan pemikirankolonial yang bersarangdi otak-otak pejabat dananak negeri. Kolonial Belanda sudah cot silopnamun warisan kolonialmasih dipakai di Nusantara.Sebut saja saja dalam minggu ini, peserta Paskibraka lepasjilbab pada acara pengukuhan. Badan Ideologi Pancasila (BPIP)berdalil pihaknya tidak memaksa lepas jilbab.Tak pelak pada acara tersebut, peserta dari 16 provinsi lepas jilbab. Apakah mereka Ikhlaslepas jilbab sehari demi pengukuhan? Sebaliknya jika BPIP memaksa secara halus lepas jilbab sehari saja, sungguh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. 

Apa makna merdekabagi warga? Merdekabagi petani ketika air mengalir lancar kesawah, pupuk subsidi tersedia dan harga jual terjamin dan sebagainya sehingga bisa berhaji dari Bertani. Merdeka bagi penduduk yakni air bersih dan Listrik tersedia. Bagi penjual, merdeka jika pemerintah sediakan pasar yang bersih dengan hargajual yang tepat dan sebagainya. Merdeka bisa diartikan beragam tergantung kebutuhan. 

Dari segala makna merdeka yang harus dipahami menurut Islam yakni kemerdekaanyang hakiki terbebasdari syirik dan bid’ah, mempunyai aqidah, menjaga kehormatan, punya rasa maludan sebagainya. Kemerdekaan terbesar adalah menjauhkan diri darikesyirikan kepada-Nya. Syirik dapat bermaknabagi siapa saja yangmengutamakan hartadan takhta dengan meninggalkan Tauhid. 

Atas nama uang dan jabatan, membiarkan munkar merajalela, tebar fitnah dan aksi biadab lain. Segala caraharam ditempuh untuk meraih kehormatan semu. Manusia-manusia yang mendukung kezaliman adalah satusekutu. Sebaliknya yang menempatkan Allah diatas segalanya, tidak ada keraguan sedikitpun menjadi hamba taat. Itulah hakikat merdeka yang tidak menginjak kepala kawan untuk memburu nafsu dunia 

“Wahai Daud! Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di mukabumi, maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan janganlah kamumengikuti hawa nafsu,karena ia akan menyesatkan kamu dari jalanAllâh.” (QS. Shad: 26) 

Sekitar 282 jutarakyat Indonesia paham bahwa kemerdekaan ini adalah andil besarumat Islam. Kaum ulama berdiri di depan memimpin perjuangan menumpahkan penjajahan. Umat Islam punya saham besar dalamm endirikan NKRI. Hal ini perlu terus diingatagar generasi milenial tidak lupa Sejarah. 

Sekali lagi, jika isi dompet masih minimsenyum Soekarno-Hatta, maka secara ekonomi warga belumMerdeka. Masih adaangka kemiskinan diNusantara ini menjaditugas Bersama mengurangi kaum dhuafa. Sudah 79 tahun Indonesiaberikhtiar mewujudkannegara Baldatun thayyi-batun wa rabbun ghafur.

“Sungguh bagiKaum Saba’ ada tanda(kebesaran Rabb) dikediaman mereka,yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan disebelah kiri. (Kepadamereka dikatakan:)“Makanlah dari rizki yang dianugerahkan Tuhan kalian dan ber-syukurlah kepadaNya!’. Baldatun thayyibatunwa rabbun ghafur”.(QS. Saba’: 15)

Akhirukalam,proklamasi 17 Agus-tus 1945 dibacakan sebelum Shalat Jumatdi bulan Ramadhan.Bisa beribadah denganbaik adalah salah saturezeki terbesar. Perhatikanlah negara-negara di Timur Tengah yang masih dilanda perang. Bersyukurlah tinggal dinegeri hasil perjuangan para ulama.Dirgahayu HUT ke-79 RI kepada yang sudah merdeka atau sedang berupaya merebut merdeka dalam kehidupan sehari-hari.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama