Jangan Salah Pilih
Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebaikan. (QS. Ali Imran: 26)
Memilih pemimpin dalam Islam adalah suatu proses yang sangat penting dan dianggap sebagai tanggung jawab bagi umat. Dalam ajaran Islam, keberadaan seorang pemimpin adalah suatu keharusan. Hal ini tergambar dari firman Allah SWT yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu maka kembalilah (atau selesaikanlah) berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa : 59).
Untuk memiliki pemimpin dengan karakter yang sangat ideal, bukanlah hal yang mudah. Bagi kita ummat Islam tentu saja, kita harus memilih calon pemimpin yang memiliki sifat-sifat terpuji dan peduli kepada Islam bukan pemimpin yang suka berbuat mungkar, serakah, angkuh dan anti Islam. Ini penting, karena jika kita pilih pemimpin tidak pro rakyat dan pro agama, berarti kita sudah salah memilih.
Memang dalam agama, tidak bagus untuk meminta jadi memimpin, namun jika khawatir urusan dipegang oleh orang-orang yang tidak tepat memikul amanah tersebut, maka kita wajib merebutnya. Seperti halnya Nabi Yusuf di saat ingin menjadi bendahara, dengan berkata : “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”. (QS. Yusuf: 54 – 55)
Di sinilah kesempurnaan Yusuf ‘alaihis salam, beliau memiliki 4 kriteria yang mencerminkan pemimpin ideal, yaitu: Makiin (memiliki kedudukan), amiin (amanah, terpercaya), hafizh (teliti, mampu menjaga), aliim (berilmu, pandai mengatur pemerintahan).
Memilih pemimpin dalam Islam bukan hanya tentang memilih seseorang untuk posisi kekuasaan, tetapi juga tentang memastikan bahwa pemimpin tersebut akan berfungsi untuk kepentingan masyarakat dengan penuh tanggung jawab. Semoga pada Pilkada ke depan, pemimpin yang kita pilih benar-benar sosok yang punya integritas, komitmen membangun ummat dan jujur. Semoga kita tidak salah memilih pemimpin masa depan baik tingkat kabupaten maupun propinsi.