Tu Sop

 

“Kullu nafsin żā`iqatul maụt (Setiap jiwa akan merasakan mati. (QS. Ali Imran: 185).  Kabar  mendadak  ini menghentak Tanoh Ulama. Apakah benar info tentang Tgk Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop) pada  Sabtu, 7 September 2024  meninggal dunia di Rumah Sakit di Jakarta. Berpulang ke Rahmatullah ulama adalah padamnya pelita bagi umat. Butuh waktu bertahun-tahun untuk melahirkan ulama seperti Tu Sop.

 Umat belajar banyak dari Ayahanda Tu  Sop sebagai ulama santun, intelektual, dan rendah hati.  Pribadi yang tidak  mengeluarkan  komen-komen yang menyakitkan hati umat.   Kami semua berduka, dan Allah telah memanggilmu di momen yang tepat, sehingga hidupmu tetap mulia tanpa tercemari politik yang pasti akan penuh tipu muslimat.

 Ulama ini lahir di Gampong Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen pada 1964. Selain mengurus Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Tu Sop sadar  bahwa kekuatan dayah  harus didukung oleh kekuatan dana dan jaringan komunikasi. Karena itu, Ayah Tu Sop mendirikan Radio Yadara dan air minum dalam kemasan dengan merek Ie Yadara.

 

Tu Sop salah satu ulama yang visioner dan tipe pemimpin ideal.  Tidak diragukan lagi dikenal luas sebagai sosok ulama dengan visi "berlomba-lomba dalam kebaikan."  Tu Sop tidak hanya menjalani rutinitas di dayah. Menjabat Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA). Sebagai Ketua HUDA, Tu Sop berperan penting dalam wadah yang menaungi ulama-ulama pimpinan dayah Salafiyah di Aceh.

 Ulama karisma ini lahir  dari pasangan Tgk H Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj Zainab binti Muhammad Shaleh. Ayahnya, ulama yang berperan dalam pendidikan. Tu Sop memiliki empat  yakni Hj Hasanah, Tgk H M Hasan A Wahab, dan Hj Halimah.

 Ulama sejuk ini mengawali Pendidikan di SD Negeri 1 Jeunieb pada 1970 dan dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Jeunieb.   Ulama sejuk ini belajar di Dayah Darul Atiq Putra Jeunieb dan melanjutkan pendidikan di Dayah MUDI Mesra, Mideun Jok, Samalanga, Bireuen.

 Dari Aceh,  terbang ke Mekkah Al-Mukarramah, Saudi Arabia selama 4 tahun  belajar di bawah bimbingan Syeikh Sayed Muhammad Ali. Dari Arab, pada 1997, Tu Sop mengajar di Dayah MUDI Mesra dan memimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah  pada 2001. Beajar dan mengajar adalah tradisi yang sudah dilakonkan selama puluhan tahun. Tu Sop juga  diamanahkan sebagai Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU), yang fokus pada gerakan sosial seperti pembangunan rumah dhuafa di seluruh Aceh. Tu Sop Bersama sahabat-sahabatnya memimpin  Gerakan sosial yang dipimpin Tu Sop terus berkembang, dengan pembangungan rumah dhuafa yang sudah mencapai lebih dari 50  rumah.

 Rasulullah SAW  bersabda, wafatnya ulama laksana bintang yang padam dan musibah yang tak tergantikan. Dunia menjadi kehilangan ilmu dan termasuk musibah besar bagi agama. Imam Baihaqi dari hadis Ma'ruf bin Kharbudz dari Abu Ja'far radhiallahu 'anhu berkata: "Kematian ulama lebih dicintai Iblis daripada kematian 70 orang ahli Ibadah."

 Rasulullah bersabda: "Ambillah (pelajarilah) ilmu sebelum ilmu pergi." Sahabat bertanya: 'Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin ilmu bisa pergi (hilang)?" Rasulullah menjawab: "Perginya ilmu adalah dengan wafatnya orang-orang yang membawa ilmu (ulama)." (HR Ad-Darimi, Ath-Thabarani)    

 Dalam hadis lain, Beliau SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari hamba-Nya, tetapi mencabut ilmu dengan mencabut para ulama.

 Akhirukalam, Tu Sop yang dikenal karena keteladanan dan integritasnya  menjunjung tinggi prinsip tidak membalas cacian dengan cacian.  Beliau pulang meninggalkan duka mendalam. Ada semangat  yang akan terus membara dan menjadi inspirasi bagi rakyat Aceh. Selamat jalan Tu Sop. Kami akan menyusul.  Hanya masalah waktu saja. [Murizal Hamzah]

 

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama