Hilangnya Kepercayaan Masyarakat

 


Oleh: Lizayana M Zain (Wartawan Gema Baiturrahman)

Bagi sebagian orang mengubar janji bohong merupakan satu kunci sukses berkomunikasi politik, padahal hal itu tidak dibenarkan dalam IslamKampanye tidak boleh menghalalkan segala cara. Tujuan luhur tidak boleh dirusak oleh cara yang kotor. Berbohong adalah perbuatan terlarang dalam Islam, apalagi yang dibohongi itu orang banyak, sudah tentu bahayanya lebih berat. Berbohong adalah menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Namun belakangan ini, kejujuran bukanlah lagi poin penting dalam dunia mempromosikan diri Ketika ajang pemilihan umum. Sebab, bagi Sebagian orang kebohongan yang ditawarkan oleh para calon legislatif merupakan hal yang sudah biasa di masyarakat.
suatu ketika di warung kopi desa yang terletak tidak jauh dari kediaman, di saat sedang menunggu kopi yang saya pesan untuk di bawa pulang, terlihat seorang ibu-ibu yang Tengah sangat serius menatap telepon pintarnya.

Keseriusannya membuat saya terpancing untuk memecahkan keheningan. “sedang baca apa bu, serius sekali sepertinya” tanya saya memulai perbincangan. Seketika beliau mengalihakan pandangannya kepada saya.

“ini, saya baru baca pesan di whatsapp dikirim sama kakak saya, katanya besok mereka di suruh datang ke meunasah karena ada kampanye calon anggota legislatif. Di kampung kita tidak ada ya, coba kalau ada” jawabnya dengan nada kecewa.

Kekecewaannya memancing rasa penasaran saya untuk bertanya lebih lanjut.
“Memangnya bagus sekali ya bu kegiatannya? Tanya saya polos”. Beliau terlihat begitu semangat untuk menjawab pertanyaan saya.

“iyalah, kata kakak saya nih, di kampung sebelah pas ada yang kampanye di kasih sembako dan satu set alat-alat masak, duh coba kalau di kampung kita juga gitu” harapnya.

“Tapi bukannya itu dosa ya bu” tanya saja mencoba mematahkan semangat yang tidak seharusnya itu. “iya juga ya, Astaghfirullah, jadinya kita bersyukur ya karena di kampung kita tidak ada” jawabnya penuh penyesalan.

Saya pun dengan cepat membenarkan penyesalannya sembari meminta izin untuk pulang lebih dulu.

Islam hadir dengan segala aturannya, termasuk dalam hal memilih pemimpin. Begitupun dengan yang akan dipilih, Islam juga telah mencontohkan dan memberi tauladan tentang kriteria yang harusnya dimiliki oleh calon pemimpin, apalagi pemimpin rakyat yang pertanggungjawabannya bukanlah sebatas dunia saja, melainkan pertanggungjawaban akhirat yang tidak dapat dimanipulasi.

Rasulullah saw besabda, “Berpeganglah kamu dengan kejujuran, karena jujur itu menujukkan (jalan) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan (jalan) ke surga. Dan seseorang yang senantiasa jujur dan selalu menjaga kejujuran sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan janganlah kamu berdusta, karena dusta mengantarkan pada kemaksiatan (kecurangan) dan kemaksiatan (kecurangan) itu mengantarkan ke neraka. Dan seseorang yang senantiasa berdusta dan terus melakukan dusta sampai dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim).

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama