Raja Lukman Ziaulhaq Anggota DPRA Termuda

Kubah :

Raja Lukman Ziaulhaq, Anggota F-PAN Dewan Perwakilan Rakyat Aceh

Presiden RI Pertama berkata, Beri saya 10 pemuda maka akan ku guncang dunia. Tentu yang dimaksud Ir. Soekarno itu adalah pemuda berprestasi, berinovasi, berkarya dan enerjik serta berani menghadapi tantangan dan dapat menyerta dalam menyelesaikan persoalan besar. 

Tetapi sebaliknya masa depan bangsa akan suram apabila banyak pemuda terseret arus hura-hura, huru-hara, terperangkap dalam kenakalan remaja bahkan terlibat sebagai korban dan penyalahguna narkoba.

Dengan semangat Hari Sumpah Pemuda, bincang Gema Jum’at akhir Oktober ini bersama Raja Lukman Ziaulha. Raja, panggilan akrabnya adalah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) termuda. Usianya saaat ini baru menginjak 23 tahun pada 3 november 2024 mendatang.

Politisi muda kelahiran Langsa ini adalah putra sulung dari lima bersaudara pasangan politisi Aceh Asrizal H. Asnawi (Ketua PMI Aceh Tamiang) dan Hj. Tuti Mutia. Ia terpilih sebagai Anggota DPRA dari Partai PAN Daerah Pemilihan VII, Langsa dan Aceh Tamiang.

Menurut alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo yang sekarang berstatus mahasiswa di UMY Jogjakarta ini, Seorang pemuda harus penuh dengan jiwa optimisme, semangat dan pantang menyerah. Karena pemuda adalah harapan bangsa, maka seorang pemuda seharusnya tidak boleh berpangku tangan dan bermalas malasan. “Bek leumoh aneuk muda!”, ujar Bendahara Pemuda Muhammadyah Aceh Tamiang ini.

Ia menyayangkan banyak pemuda saat ini bersikap apatis, tidak mau menyerta persiapkan prestasi bangsa. Usia muda seharusnya tampil sebagai insan produktif dan waktunya tidak tersia-siakan. 

Bila dulu pemuda dan bangsa kita disandera oleh penjajahan Portugis, Belanda dan Jepang. Maka bentuk penjajah saat ini adalah dalam rupa malas, ingin bersenang-senang tanpa mau bekerja dan tidak mampu berdaya saing dan jauh dari mandiri. 

Raja menambahkan, Pemuda yang berkualitas, tentunya harus dapat memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya, tidak merugikan diri sendiri, tidak menyusahkan keluarga dan orang sekitarnya. Kehadirannya akan dirindukan dan mampu memberikan aura ceria dan bahagia di mana pun ia berada, 

Tentu saja keadaan ini harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak terlebih  institusi terkait dalam mengembalikan semangat para-pemuda agar segera bangkit dan turut merasa bertanggung jawab dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

Di tengah menurunnya semangat nasionalisme akibat pengaruh budaya luar biasa dan perbedaan politik dan dukungan pesta demokrasi dan lain sebagainya, pemuda di tanah air harus digiring kembali guna memiliki semangat persatuan, cinta tanah air dan maju bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebutnya. "Pemuda memang minim pengalaman, oleh karena itu berilah kesempatan bagi pemuda untuk belajar tampil sekaligus menjadikannya sebagai pengalaman berharga dalam mempersiapkan pemimpin tangguh yang akan membawa kejayaan dan kesejahteraan bangsa," katanya.  

“Jangan jadi sosok yang biasa-biasa saja. Pemuda harus memiliki motivasi dan tekad dalam meraih kesuksesan. Kalau bisa meraih sukses muda, kenapa harus menunggu tua,” pungkas Raja Lukman Ziaulhaq. NA. RIYA ISON

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama