Isra Mi'raj dan Muslim Uighur

 

Minggu depan, rakyat Indonesia merayakan Hari Kejepit Nasional (Harpitnas). Sebut saja, Senin, 27 Januari adalah libur Isra Mi'raj lalu disusul pada Rabu, 29 Januari adalah libur tahun baru Imlek 2576. Bagi abdi negara atau karyawan swasta yang gajian bulanan bisa mengambil cuti liburan selama seminggu ini.

Sebagaimana dipahami, Isra Mi'raj adalah peristiwa luar biasa setiap 27 Rajab (tahun ini terjadi pada 27 Januari). Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Mi'raj diartikan sebagai perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha dengan Buraq. Hikmah mukjizat tersebut pada masa sekarang yakni dakwah butuh kesabaran, teknik, dan sebagainya. Nabi menyampaikan hal ini kepada warga Mekkah yang tidak percaya dengan perjalanan dalam semalam ini. Hal ini mengajarkan perlu sampaikan kebenaran walaupun dibalas dengan penolakan.

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha“ (QS. Al Isra’: 1).

Makna lain Isra Mi'raj yakni mempertegas bahwa Nabi Muhammad SAW menjadi imam bagi para nabi dalam shalat. Menghapus syariat nabi-nabi sebelumnya. Keistimewaan Masjidil Aqsa menjadi titik tujuan Isra sebelum Mi'raj menunjukkan pentingnya masjid ini bagi umat Islam. Bahkan, sebelum Ka'bah, Masjidil Aqsa sebagai kiblat pertama. Karena itu bisa dipahami, miliaran umat Islam di seluruh dunia membela Palestina yang karena salah satu faktor ada Masjidil Aqsa.

Hikmah selanjutnya dalam peristiwa ini yakni ada instruksi shalat lima waktu disyariatkan langsung. Ini menunjukkan ibadah shalat memiliki kedudukan istimewa dalam Islam dan disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad. Dan kita sadar, dengan menunaikan shalat, maka umat bisa mencegah melakukan kemunkaran dan sebagainya. Rajin shalat rajin korupsi, sebarkan fitnah dan lain-lain berarti kita masih dalam tahap hanya shalat secara fisik. Belum menjiwai dalam penerapan sehari-hari.

Tahun ini, setelah umat Islam memperingati Isra Mi'raj disusul perayaan tahun baru Imlek. Jika ditanya orang apa itu Imlek? Jawab bahwa Imlek adalah tahun baru bagi penduduk Tionghoa di seluruh dunia yang lebih dari 1 miliar jiwa. Imlek jatuh pada tanggal satu bulan pertama di awal tahun yang berkaitan dengan menyambut musim semi. Chinese New Year (tahun baru imlek) merupakan adat budaya yang dilaksanakan oleh seluruh etnis tionghoa tanpa memandang sebuah kepercayaan (agama).

Perayaan Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa dan diakhiri dengan Cap Go Meh pada tanggal 15 (saat bulan purnama). Sejatinya perayaan Imlek merupakan pesta rakyat orang Tionghoa yang sudah menjadi kebudayaan. Ada perdebatan apakah Imlek bagian ritual agama atau tradisi budaya?

Semua sepakat, pada momentum imlek ada silaturahmi berkumpul bersama keluarga dengan makan malam sebelum memasuki imlek. Maka dari itu makna imlek sesungguhnya adalah bisa bersilaturahmi berbagi kesenangan dengan seluruh elemen keluarga dan kerabat. Satu kata kunci, Imlek itu berbagi seperti berbagi jeruk kepada tetangga, sahabat dan lain-lain.

Imlek identik dengan Tiongkok. Bicara negara dengan ideologi komunis ini, maka kita wajib memberikan perhatian kepada umat Islam di Tiongkok yang masih dibatasi hak-haknya yakni etnik Muslim Uighur. Di Tiongkok, paling tidak ada dua etnis Islam yakni Muslim Uighur dan Muslim Hui. Diperkirakan lebih dari 20 juta muslim atau sekitar 1,6% dari total rakyat RRT. Muslim Uighur adalah etnis mayoritas di wilayah otonomi khusus Xinjiang, bagian barat Cina. Sedangkan etnis Hui mayoritas mukim di wilayah otonomi khusus Ningxia.

Kita sudah mengulurkan tangan kepada warga Palestina. Dan pada waktu bersamaan kita juga memberikan kepedulian pada derita Muslim di Tiongkok, Muslim Rohingya di Myanmar dan lain-lain. Jangan ada perbedaan dalam membantu umat. [Murizal Hamzah]

 

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama