Tips Meredam Hawa Nafsu

 

Nafsu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manusia. Hal itu juga yang membedakan manusia dengan Malaikat Allah. Manusia selain Allah kasih nafsu, juga dikasih akal sebagai penyaring segala sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, dosa dengan haram, merusak dan baik, dapat menganiaya orang lain dan yang adil. Jika akal tidak mampu membendung nafsu maka nafsulah yang menang, yang mengatur jalannya roda kehidupan. Makanya didalam kehidupan sehari-hari banyak kita temukan kerusakan, pembunuhan, pemerkosaan, kecurangan, perbuatan keji dan mungkar berserakan diatas muka bumi ini. Karena nafsu yang lebih banyak berperan mengatur semua ini, bagaimana agar dapat meredam nafsu dan tidak melewati batas dalam bertindak? Simak wawancara wartawan Tabloid Gema Baiturrahman Nurjannah Usman dengan Imam Rawatib Masjid Raya Baiturrahman Munawir Darwis, Lc., MA.

Bagaimana cara mengendalikan hawa nafsu?

Nafsu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manusia. Jika seorang mampu mengendalikannya dengan baik, maka ia akan menjadi lebih mulia dari malaikat. Namun jika hawa nafsu menguasainya maka ia akan jauh lebih hina dari bintang. Lalu bagaimana agar seseorang mampu mengendalikan hawa nafsunya?

Hawa nafsu hanya bisa dikendalikan melalui pendekatan agama dengan pengamalan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya nabi pernah memberikan nasehat untuk seseorang yang belum mampu menikah agar memperbanyak puasa sunnah kerena dapat membendung gejolak seksual dan terhindar dari perbuatan zina.

Hawa nafsu terhadap materi duniawi juga diatur dalam Islam. Misalnya ada ancaman terhadap orang-orang yang suka berlebihan dalam berbelanja, membeli barang tidak sesuai kebutuhan, hanya untuk kesenagan belaka atau hanya sekedar untuk memperlihatkan kepada orang lain. Islam mengancam perilaku seperti itu dengan ancaman hisab yang sangat rumit pada hari kiamat.

Seperti apa caranya agar dapat mengatasi rasa malas dan agar bersemangat untuk beribadah?

Diantara salah satu doa perlindungan yang diajarkan nabi kepada umatnya adalah  meminta perlindungan dari kemalasan. Kemalasan yang dimaksud bukan saja malas dalam bekerja tetapi juga malas dalam berbuat ibadah kepada Allah.

Seseorang hendaknya merenung arti dan tujuan kehidupannya di dunia. Kehidupan yang dimulai dari ketiadaan, eksis di dunia dan akan kembali menuju ketiadaan (mati).

Melalui renungan mendalam, orang berakal pasti akan mendapatkan pencerahan batin sehingga berkesimpulan bahwa kehidupan ini bukan sebuah realistas yang dirancang secara sia-sia, ada tujuan akhir yang diinginkan oleh sang pencipta.

Agama menguraikan, bahwa Allah tidak menciptakan manusia secara sia-sia tapi kehidupan ini merupakan pengabdian kepada Allah, setiap detil kebaikan keburukan menjadi catatan amalan yang akan dibalas setelah kematian.

Dengan mamahi hakikat kehidupan, seseorang dapat menyadari bahwa kehidupan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan baik untuk jangka pendek duniawi maupun jangka panjang ukhrawi.

 Trik menghadapi tekanan hidup dengan sabar dan tawakal?

Menurut kacamata seorang muslim kehidupan dunia ibarat sebuah medan pertempuran abadi. Setiap fase perjalanannya adalah bagian dari garis takdir yang harus dijalani dengan tawakal dan sabar. Karena itu tidak ada seorang manusiapun di dunia ini yang tidak memiliki masalah, karena masalah adalah hakikat kehidupan dunia yang sesungguhnya.

Seseorang seringkali tidak mampu melewati ujian kehidupan karena membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain. Padahal kehidupan orang lain bagaikan keindahan sebuah gunung yang dilihat dari kejauhan, jika dilihat dari dekat gunung yang indah adalah semak belukar dan bebatuan yang menyeramkan.

Setelah menyadari bahwa kehidupan ini adalah jalan takdir dan ujian, harus yakin pula bahwa bukan anda satu-satunya yang sedang menjalani masalah dalam kehidupan, tapi ada jutaan manusia yang lain yang sedang diuji dengan ujian yang atau bahkan lebih dahsyat dari Maslah anda.

Metode memagari diri dari kejahatan dan agar selalu sabar?

Setiap perilaku manusia hanya memiliki dua kemungkinan saja; baik atau buruk. Perilaku buruk baik bersumber dari perkataan, perbuatan dan penyakit hati  pasti akan membawa keburukan untuk pelakunya. Sebaliknya perbuatan baik juga akan berdampak pada kebaikan yang akan kembali kepada pelakunya cepat atau lambat seperti yang diuraikan dalam surat Al-Isra ayat 7.

Manusia yang akan selalu konsisten melakukan kebaikan sekalipun kepada yang berbuat buruk sekalipun karena ganjarannya sejak di dunia sampai akhirat.

Saran ust agar selalu hidup bahagia didunia dan rencana menuju akhirat dengan bekal iman dan taqwa?

Banyak orang yang berasumsi bahwa kebahagiaan akan dicapai materi, jabatan, dan ketenaran. Namun dalam realita kehidupan banyak manusia yang bergelimang materi, punya kedudukan, dan tersohor tidak mendapatkan kebahagiaan hakiki.

Setelah ditelusuri ternyata dalam Islam telah diuraikan oleh nabi bahwa diantara sebab seorang mendapat kebahagiaan hakiki adalah sikap ridha dan yakin. Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Mas'ud Nabi bersabda: Sesungguhnya Allah dengan keadilannya menempatkan kebahagiaan ketika Ridha dan yakin, dan menempatkan kesengsaraan  dalam  ketidakpuasan dan kebosanan" Wallahu A'lam.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama