MASJID RAYA BAITURRAHMAN di Banda Aceh memang memiliki sejarah yang mendalam dan signifikan bagimasyarakat Aceh. Sebagai simbol kebesaran Islam dan pusat kegiatan keagamaan,masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga bagian penting dari identitas budaya dan sejarah Aceh. Diban-gun pada masa Sultan Iskandar Muda padatahun 1612, masjid ini telah mengalamibanyak perubahan dan renovasi, terutamapasca-tsunami 2004, yang menghancurkan sebagian besar infrastruktur di Aceh.
Masjid Raya Baiturrahman telah mengalami beberapa kali renovasi dan pemugaran. Salah satu momen penting dalam sejarah renovasi masjid ini adalah setelah tsunami besar yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004. Tsunami tersebut menyebabkan kerusakan besar di Banda Aceh, termasuk pada Masjid Raya Baiturrahman. Namun,meskipunterkena dam-ak, masjid initetap berdiri kokoh sebagai simbol ketahanan umat dan harapan bagi Masyarakat Aceh.
Keagungan dan Sejarah
Masjid Raya Baiturrahman, yang telah menjadi simbol kebanggaan dan spiritualitas masyarakat Aceh, kini memerlukan perhatian serius. Pj Gubernur Aceh, Dr.H. Safrizal ZA, MSi, bersama Imam Besar Masjid Raya, Prof. Tgk. Azman Ismail, melakukan tinjauan langsung kemasjid yang menjadi saksi bisu sejarahdan kehidupan religius Aceh ini. Dalamkunjungan tersebut, Pj Gubernur mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi bangunan masjid yang mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
"Masjid Raya Baiturrahman adalahikon kebanggaan rakyat Aceh. Kondisi bangunannya yang mulai mengalami keru-sakan harus segera diperbaiki agar tidak mengganggu kenyamanan jamaah yang beribadah," kata Pj Gubernur Aceh.
Dalam dialog yang berlangsung, disepakati bahwa rehabilitasi total masjid ini akan dilakukan segera setelah gelaran PON XXI Aceh-Sumut 2024. PjGubernur jugaberkomitmen untuk memanggil instansi terkait untuk membahas perencanaan rehabilitasi dan memastikan pelaksanaannya berjalan lancar.
Warisan Keislaman dan Budaya
Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Abu Prof Dr Tgk H Azman Ismail, MA, menjelaskan bahwarenovasi ini bertujuan untuk menjagawarisan sejarah dan budaya Aceh yang terkandung dalam bangunan masjid. "Kami ingin memastikan bahwa masjid ini tetap menjadi pusat ibadah yang nyaman dan representatif bagi jamaah, sekaligus melestarikan nilai-nilai sejarah yang terkandungdalam arsitektur masjid ini," ujar beliau.
Sebagai langkah awal, pengurus Nazhir Yayasan Wakaf Masjid Raya Baiturrahman telah melaksanakan renovasi fasilitas utama ibadah, termasuk atap beton, tempat wudhu, dan toilet, untuk meningkatkan kenyamanan jamaah dan tamu masjid selama perhelatan PON XXI Aceh-Sumut2024.
Total biaya renovasi mencapai Rp 356 juta, yang bersumber dari dana wakaf dengan ketentuan pembagian 50 persen untuk penerima manfaat, 40 persen untuk perawatan dan pengembangan aset, dan 10 persen untuk operasional nazhir. Renovasi ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan Masjid Raya Baiturrahmantidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kebudayaan yang kokoh dan abadi bagi Masyarakat Aceh.
Realisasi Instruksi
Plt Kepala Dinas Perumahan danKawasan Permukiman (Perkim) Aceh, Dr.T. Aznal Zahri, S.STP, M.Si, menegaskan bahwa perbaikan payung elektrik dan lantai marmer di Masjid Raya Baiturrahman tidak berkaitan langsung dengan peringatan 20 tahun tsunami Aceh. “Prosesperbaikan ini telah direncanakan sebelumnya sesuai jadwal kontrak. Kebetulan saja pelaksanaannya bertepatan dengan peringatan tersebut,” ujarnya, Senin (1/1/2025).
Aznal menyampaikan, pekerjaan perbaikan dimulai pada 12 November2024 dan dijadwalkan rampung pada 31 Desember 2024. Meski ada harapan agar perbaikan selesai sebelum puncak peringatan tsunami, target penyelesaian tetap berpedoman pada kontrak yang telah disusun. Hingga saat ini, progres perbaikan payung elektrik telah mencapai 100 persen. Dari total 12 payung elektrik yang ada, enam di antaranya sedang diperbaiki. “Meski belum selesai sepenuhnya, komponen hidrolik dan membran akan segera dipasang untuk menyempurnakan perbaikan,” jelasnya.
Sementara itu, perbaikan lantai marmersudah hampir selesai, dengan progres fisik mencapai 100 persen. Anggaran yang digunakan untuk rehabilitasi marmer mencapai Rp 9,1 miliar, sementara pemeliharaanpayung elektrik menelan biaya Rp15 miliar. “Kami terus bekerja keras agar semua pengerjaan sesuai jadwal dan kualitasyang diharapkan,” tambah Aznal. Ia juga merespons masukan dari Masyarakat terkait penampilan payung yang belum utuh. “Kami memahami keinginan masyarakat, tetapiproses ini membutuhkan waktu dan tetap mengacu pada standar perbaikan,”pungkasnya.
Sejalan dengan Visi-Misi GubernurTerpilih
Ketua Umum Majelis Ulama NanggroeAceh (MUNA) Banda Aceh, Tgk H. Abdul Azis, mengapresiasi hasil renovasi dan rehab payung dan lantai marmer Masjid Raya Baiturrahman yang kini terlihatsemakin asri dan nyaman. Renovasi ini menjadi penting dalam upaya menjaga kemegahan ikon religius Aceh, sekaligusmendukung program pasangan Gubernurdan Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (DekFadh).
Dalam visinya, Mualem dan Dek Fadh berkomitmen untuk menjadikan Aceh sebagai wilayah yang islami, maju, bermartabat, dan berkelanjutan. Salah satu program andalan mereka adalah penataan Masjid Raya Baiturrahman agar tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keislaman dan sosial.
Keindahan Masjid Raya Baiturrahman yang semakin memukau tidak lepasdari kontribusi Pj Gubernur Aceh dan jajarannya. Renovasi yang dilakukan telah menjadikan masjid ini semakin nyamanuntuk beribadah sekaligus menjadi dayatarik wisata religi. “Kami berterima kasih atas dedikasi dan perjuangan semua pihak, Pak Pj Gubernur Aceh, Dinas Perkim, Imam Besar Masjid Raya, UPTD Pengelola MRB, dalam menjaga keindahan dankebersihan Masjid Raya Baiturrahman. Ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan masjid sebagaipusat keunggulan peradaban Aceh,” ujar Tgk H. Abdul Azis, yang juga Imam Gampong Kp. Baru, Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Makin Indah dan Memikat
Tgk Yusuf An Nisamy, seorang warga Lueng Bata Banda Aceh, memberikan tanggapan positif terhadap pembaruan tersebut. "Saya bahagia dan senang sekali melihat payung-payung di Masjid Raya Baiturrahman sudah diganti yang baru, warnanya lebih indah dan menarik, semoga dapat meningkatkan pengunjung dan jamaah masjid raya ini," ujarnya.
Selain itu, lantai marmer baru yang dipasang di dalam masjid menambah kenyamanan dan estetika tempat ibadah ini. Keindahan keseluruhan masjid yang semakin menonjol diharapkan dapat memberikan pengalaman spiritual yang lebih mendalam bagi setiap pengunjung dan jamaah.
Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi destinasi wisata religi yang menarik. Dengan pembaruan ini, masjid diharapkan akan semakin ramai dikunjungi oleh umat Muslim maupun wisatawan yang ingin menikmati keindahan arsitektur dan suasana yang nyaman. Marmus