Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail,MA
Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman
Kemudian mereka mengambil tuhan- tuhan selain dari- pada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak mencipta- kan apapun, bah- kan mereka sendiri diciptakan dan tidak Kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dantidak (pula untuk mengambil) suatu kemanfaatanpun dan (juga) tidak Kuasa mematikan,menghidupkan dan tidak (pula) membangkit-kan. (Surat al-Furqan ayat 3).
Dalam ayat ini secara spesifik, Allah menyatakan bahwa sebagian yang disembah itu adalah berhala-berhala atau patung-patung yangtidak dapat berbuat apapun, bahkan untuk dirinya sendiri. Patung dan berhala hanya tegak bagaimana didudukkan atau diposisikan. Tapi anehnya orang-orang masih menyembahnya. Tradisi agama ini bahkan sampai sekarangmasih banyak terlihat dalam kehidupan orang-orang yang belum mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
enomena tersebut, ter-lepas dari apapun alasanyang disebutkan sebagaiargumentasi untuk menu-hankan benda-benda terse-but, adalah perkara yangbatil, melawan akal sehatdan menunjukkan kedang-kalan tentang ciptaan danpencipta.
Pada zaman modern,justru fenomena yang sebaliknya hadir, dimana orangtidak lagi menyembah patung-patung, tetapi merekamenyembah teknologi, mempertuhankan akal sertahanya mempercayai semua yang tampak saja. Sehingga ihal-hal ghaib yangberkaitan dengan keagamaan tidak lagi dipercayai. Ateisme dikenal sebagaialiran anti agama eksisdi muka bumi. Denganadanya ateisme ini, makatujuan kehidupan hanyalah bersenang-senang (hedonisme) dan lain-lain. Imbasnya, budaya hedonismeini menjalar kedalam sendikehidupan kaum beriman, sehingga walaupun beriman, tetapi prilaku dan tujuan hidupnya jauh dari apayang digariskan oleh Allah,serta jauh dari yang diridhai oleh Allah SWT. Allahumusta’an.