Hikmah Memperingati Maulid Baginda Nabi Besar Muhammad SAW

 

Prof. Dr. Syabuddin Gade, M.Ag, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

Hari ini, jum’at tanggal 16Rabi’ul Awal 1446 H umat Islamdi seluruh dunia baru saja memperingatikelahiran baginda NabiMuhammad Saw. Khusus dalamadat masyarakat Aceh, peringatanmaulid Nabi Muhamamd Saw.berlangsung dalam rentang waktu3 bulan, mulai tanggal 12 Rabi’ulAwal, Rabi’ul Akhir hingga JumadilAwal. Maulid Nabi Muhammad Saw. merupakan salah satuperistiwa penting bagi umat Islamdi seluruh dunia. Sebab, kehadiranbaginda Nabi Muhammad Saw.sebagai utusan Allah di muka bumiini bukan hanya wajib diimani olehumat Islam, tetapi wajib dicintai,diteladani dan diamalkan apa sajayang diperintahkan serta meniggalkanapa saja yang dilarang. Karenaitu, melalui khutbah yang singkatini, khatib mengajak diri sendiridan jama’ah Jum’at sekalian untukterus meningkatkan keimanan danketaqwaan kepada Allah sekaligusmemperdalam keimanan dankecintaan kepada baginda NabiMuhamamd Saw.

Perayaan maulid Nabi BesarMuhammad Saw. merupakan adat yang baik, sebab di dalamnya mengandung banyak sekali kebaikandan hikmah. Untuk lebih meyakinkan kita, khatib inginmenyampaikan sekilas pandanganpara shahabat dan ulama menganai hikmah perayaan maulid NabiMuhammad Saw. Sebagaimana dinukil oleh Ibnu Hajar al-Haitami, An-Ni’matul Kubra..., h. 7-12), yaitu: 1) Abu Bakar as-Shiddiq Ra. Berkata; “barang siapa mengeluarkan infak satu dirham dalam rangka pembacaan maulid nabi Muhammad Saw. maka ia adalah sahabat dekatku di surga.” 2) Umar Ibn Khattab Ra. Berkata; “barangsiapa mengagungkan maulid Nabi Muhammad Saw. maka ia sungguh telah menghidupkan Islam.”3) Usman bin ’Affan Ra. Berkata;“barang siapa mengeluarkan infaksatu dirham dalam rangka pembacaan maulid nabi Muhammad Saw. maka seakan-akan ia matisyahid di perang Badar dan Hunain.4) Imam Ali bin Abi Thalib Ra. Berkata; “barang siapa mengagungkan maulid Nabi Muhammad Saw. dan hal itu menjadi sebab pembacaan maulid nabi maka iatidak akan keluar dari dunia (meninggal) melainkan membawa imanserta akan masuk ke surga tanpa hisab. Selain itu, para ulama jugamemberikan pandangan luhur atashikmah perayaan maulid Nabi Muhammad Saw., antara lain;1) Hasan al-Bashri Ra. berkata; ”sekiranya aku memiliki emassebesar gunung Uhud, aku sudahmenginfaqnya untuk pembacaanmaulid Nabi Muhammad Saw.” 2)Junaid al-Baghdadi berkata; ”Barang siapa menghadiri dan mengagungkanmaulid Nabi MuhammadSaw. maka ia telah menang karenaiman”; 3) Imam as-Syafi ’i berkata;”siapa saja yang berkumpul karenamaulid Nabi Saw., bersama saudara lalu menyiapkan makanan,membersihkan tempat dan berbuatkebaikan hingga ia menjadisebab dibaca maulid Nabi, makapada hari kiamat kelak Allah akanmembangkitkannya bersama parashiddiqin, syuhada dan shalihin dan ia akan ditempatkan Allahdalam syurga jannatun na’im”’4) Imam as-Suyuthi ---dalamkitabnya al-Wasail fi Syarhasy-Syamail—berkata; ”rumah,mesjid atau tempat yang di situdi bacakan maulid Nabi Saw, akandikelilingi tempat itu oleh paramalaikat dan diucapkan shalawat kepada penghuni tempat itu dan Allah akan menurunkan rahmat dan ridha-Nya (Ibid.); 5) Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, mengatakan: ”sesungguhnya mengadakan Maulid Nabi Saw merupakan suatu tradisi daritradisi-tradisi yang baik, yangmengandung banyak manfaat danfaidah yang kembali kepada manusia,sebab adanya karunia yangbesar. Oleh karena itu dianjurkandalam syara’ dengan serangkaianpelaksanaannya. (Sayyid Muhammadbin Alawi Al-Maliki, Mafahim Yajibu An-Tushahha, hal.340); 6) As-Sayyid Abu ’Azaim mengatakan; ”sesungguhnya akubenar-benar menilai baik perayaanmalam maulid yang dilakukan olehkaum muslimin pada zaman iniuntuk memperingati sosok (Nabi Muhammad Saw.) di mana Allahtelah membahagiakan kita denganberiman kepadanya” (As-SayyidMuhammad Abu ’Azaim, BasyairulAkhbar fi Maulidil Mukhtar...,h. 59).

Pandangan para sahabat danulama tersebut tentu saja memperkukuhjiwa dan keyakinan umatIslam bahwa perayaan maulid NabiSaw memiliki dasar yang kuat danhikmah yang luar biasa. Bahkan,perayaan maulid Nabi MuhammadSaw. merupakan salah satu wujudekspresi syukur hamba atas nikmatAllah Swt. sekaligus ekspresi cintakepada baginda Nabi MuhammadSaw. yang berbasis al-Qur’andan as-Sunnah. Imam as-Suyuthiberkata; ”dan nikmat mana lagiyang lebih besar selain daripadamunculnya Nabi pembawa rahmat,maka semestinya ada rasa syukurpada Allah dengan bacaan (Qur'an),berbagi makanan, dan melantunkansyair-syair pujian kenabianyang bisa menggerakkan hatiuntuk senantiasa berbuat baik danberamal untuk akhirat. (Al-Fatawial-Kubra, jilid 1, h. 196). PendapatImam as-Suyuthi ini jelas memilikidasar yang kuat berupa perintahumum dari Allah agar hamba-Nyasenantiasa besyukur atas segalanikmat-Nya. Allah Swt. berfi rman,yang artinya; “Jika kamu bersyukurpasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur,maka sesungguhnya siksa-Ku amatpedih” (QS. Ibrahim: 7).

Terkait kewajiban mencintai Nabi Saw. juga disebutkan dalam hadis, yang artinya; “Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia“.(H.R. Muslim). Sebagai wujudekspresi cinta umat Islam kepada baginda Nabi Saw. adalahdengan menghidupkan sunnah sebagaimana sabdanya, yang artinya; ” barangsiapa menghidupkansunahku, maka berarti ia mencintaiku dan barang siapa yang mencintaiku, maka berarti ia bersamaku di jannah”.(H.R. Tirmizi). Nah, bukankah perayaan maulid Nabi Saw. itu sendiri di dalamnya berisi aktivitas-aktivitas menghidupkan sunnah Nabi Saw. Seperti membaca al-Qur’an, membacashalawat, ceramah agama, bersedeqah kepada anak yatim dan fakirmiskin, memberi makanan kepada sesama muslim, menjalin silaturrahim, memperkukuh persatuan antar keluarga dan masyarakat antar kampung? Semua akitivitas ini, jika dilakukan dengan tulus ikhlas, akan mendatangkan pahala dari AllahSaw. Imam as-Suyuthi berkata;”menurut saya asal perayaan maulid Nabi Saw., yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur'andan kisah-kisah teladan Nabi Saw. sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan,tidak lebih. Semua itu tergolongbid'ah hasanah (sesuatu yang baik).Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajatNabi Saw. menampakkan sukacita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad Saw. Yang mulia". (Al- Hawi Li al-Fatawa, juz I, h. 222). Bahkan, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, pada satusisi mengakui bahwa; ” mengagungkan maulid dan menjadikannyasebagai kegiatan rutin,itu hal yang biasa dilakukanoleh sebagian masyarakat, karena dalam kegiatan tersebutterdapat pahala yang besarsebab bagusnya tujuan, danjuga sebagai pengagungan terhadap Baginda Nabi Muhammad Saw. (Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah, Iqtidha ash-Shiratal-Mustaqim..., h. 621-622).Karena itu, khatib mengajakjama’ah jum’at dan kaum musliminuntuk merayakan maulid Nabi Muhammad Saw. Dengan berbagai amal shalih untuk meningkatkan ketaqwaan kepadaAllah dan kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Semua ini akan mendatangkan hikmah dan ganjaran yang besar dari Allah Swt. Selain itu,juga mengajak diri dan jama’ahsekalian agar menghindari hal hal yang bertentangan dengan syari’at dalam perayaan maulid Nabi Muhamamd Saw. Jangan sampai terjadi; sibuk dengan potong daging lupa shalat subuh; sibuk masak atau bagi-bagi” kuah beulangong” lupa shalatzuhur; sibuk bagi-bagi hidangan maulid lupa shalat ashar; sibuk bersih-bersih sampah atausisa makanan maulid lupa shalat maghrib; sibuk mendengarceramah pada malam dakwahtapi kemaksiatan dibiarkan terjadi.

Bagaimana dengan sikap para pihak yang menolakperayaan maulid Nabi Muhammad Saw. karena dianggap perbuatan bid’ah? Terhadap halini, khatib menawarkan suatutips: 1) Hindari perdebatan yang menimbulkan perpecahan sesama muslim; 2) Terus belajar agama hingga memperoleh ilmu yang luas baik dari ulama klasik maupun kontemporer yang membolehkan perayaan maulid Nabi Muhammad Saw;3) Ikuti fatwa dari Majlis Permusyawaratan Ulama Aceh,No. 09 Tahun 2014, yangmenyatakan bahwa; ”Pemahaman yang menyatakan bahwaharam memperingati maulidNabi Muhammad SAW adalah salah” atau fatwa dari berbagai lembaga fatwa dunia Islam (Sudan, Mesir, Uni EmiratArab, Yordania, Kuwait, Palestina,Tunisia, Maroko, Syiria,Libanon, Aljazair, Kerajaan Oman, Bahrain, atau 4) Boleh juga mengikuti sikap IbnuHajar al-Haitami; ”Siapa yangingin mengagungkan maulid Nabi Saw., maka penjelasan tersebut sudah cukup (yakfi hihaza al-qadru) dan siapa yang tidak mau mengagungkan maulid Nabi Saw. ---meskipunseisi dunia mengagungkan Nabi Saw,--- hatinya tidak akan tergerak untuk mencintai NabiSaw. (Ibnu Hajar al-Haitami, An-Ni’matul Kubra..., h. 11-12). Wa Allah A’lam.n

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama