Pola Komunikasi dalam Penanaman Akhlak

 

Islam sejak semula telah memberikan perhatian kepada konsep komunikasi yang baik. Bahkan dalam Islam komunikasi yang baik merupakan keistimewaan yang dimiliki oleh manusia secara fitrah hingga membedakannya dari makhluk ciptaan selainnya. Bahwa konsep Al Bayan dan kemampuan membaca serta menghadirkan keduanya dalam enam pola praktik prosedural, yaitu: Qaulan Sadida, Qaulan Layyina, Qaulan Baligha, Qaulan Maisura, Qaulan Ma'rufa, dan Qaulan Karima.

            Menurut Tgk. H. Tamlicha Hasan, Lc, MA, penceramah Masjid Raya Baiturrahman, komunikasi politik yang baik sangat penting di era modern karena merupakan bagian dari penyampaian visi dan misi kekuasaan dengan benar, jujur, transparan, serta kebijakan yang mewakili kepentingan publik dan kolektif yang seiring perkembangan dinamika hidup.

Tantangan komunikasi hari ini semakin kompleks dimana perkembangan teknologi dan digitalisasi informasi yang cepat dan luas. Hal ini didukung oleh algoritma sosial media yang menghadirkan informasi tidak akurat serta membingungkan. Di samping keterbatasan sebagian besar masyarakat untuk adaptif dengan literisasi yang baik dan berbasis validitas. Kemampuan individu maupun sebahagian kolektif yang cenderung memaksakan kehendak pribadi dan golongan tertentu. Dimana pemahaman demokrasi sangat minim, stagnan, dan tidak berkembang. Sikap personal yang egois, keinginan menguasai, merasa agung, tidak sabar, emosional, temperamental dan cepat prustasi.

Tamlicha mengatakan, inti dari komunikasi yang baik, tepat sasaran, mudah dimengerti, tidak meragukan, tidak ambigu, efektif, ringan, melegakan, penuh penghormatan, santun, enak didengar, tidak vulgar, tidak provokatif, tidak memuat konten rasa jijik, muak, ngeri, mengancam, tidak sadis dan tidak vandalis, serta memberi inspirasi, pencerahan, sugesti dan motivasi. Disisi lain juga memberikan penghargaan secara lahir batin.

 

Komunikasi yang Baik

Menurut Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar Raniry, Drs. H. Saifuddin A. Rasyid, M.LIS, Sebelum menentukan cara membenahi akhlak masyarakat, katakanlah terjadi kerusakan atau dekadensi akhlak khususnya dijalankan remaja, merujuk ke sumber ajaran akhlak yang kita yakini, yaitu Islam. Ya al-Quran dan sunnah Nabi saw. Rasulullah SAW sendiri menyatakan bahwa beliau diutus oleh Allah SWT untuk mengarusutamakan akhlak. Di samping itu beliau memberi contoh secara langsung bagaimana akhlak Islam itu dijalankan, yang hal ini tentu dapat kita telusuri melalui hadist dan sunnah.

“Setiap generasi perlu mendapat kesempatan yang cukup untuk secara khusus mempelajari ajaran akhlak Islam, karena khlak adalah satu dari tiga batang tubuh ajaran Islam itu sendiri, yaitu aqidah, syari’ah, dan akhlak, jadi belajar akhlak wajib bagi setiap individu muslim (fardhu ‘ain),” ucap Dosen Fakultas Adab.

Saifuddin juga mengatakan, perlu juga mengkaji secara serius apa penyebab terjadi kemunduran akhlak masyarakat, khususnya generasi muda. Menemukan cara atau strategi yang sesuai untuk memulihkan kerusakan akhlak, berdasarkan sasaran masing-masing. Misalnya kalau sasarannya remaja, kaum millenial, jadikan mereka sebagai subjek faktor utama dalam pemulihan akhlak kalangan mereka sendiri. Jadi jangan didikte tetapi diajak kerjasama. Demikian juga misalnya kelompok sasaran yang lain, didekati secara khusus sesuai karakter dan kapasitas masing-masing.

Komunikasi dalam masyarakat muslim itu bagian dari silaturrahmi, bertujuan untuk saling menguatkan dalam format yang ditetapkan oleh baginda Nabi saw. Bagaimana cara bertutur kata, cara merespons pembicaraan teman, dan muatan pesan yang sepatutnya disampaikan teratur. Tidak dibenarkan berbohong, menggunjing, namimah, memfitnah dan sebagainya. Jadi semua ada standarnya, ada aturannya, baik cara kita berkomunikasi maupun muatan pesan yang kita sampaikan. Jangan sampai cara kita berkomunikasi dan pesan yang kita sampaikan justru merusak silaturrahmi baik dalam keluarga maupun masyarakat. Wajib menjaga tata krama dan sopan santun berdasarkan nilai akhlak Islam dalam berkomunikasi.

Cara komunikasi yang kurang sopan dan kurang adab juga bisa merupakan wujud dari akhlak yang kurang baik. Karena kalau orang yang akhlaknya baik tentu cara komunikasinya santun, sopan, dan bertanggung jawab.

“Orang yang mengetahui dan menginternalisasi ajaran akhlak secara baik tentu secara otomatis terlihat dalam sikap dan perilaku keseharian mereka,”jelasnya.

Akhlak Mulia

Tgk. Munawir Darwis, Lc Imam Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh mengatakan, sebagai seorang muslim perlu meyakini bahwa segala tindak tanduk tidak luput dari pantauan Allah sekalipun dalam suasana yang sangat gelap gulita. Sikap ini dinamakan muraqabatullah atau sikap seseorang yang merasa selalu diawasi oleh Allah. Ketika perasaan ini hadir dalam jiwa maka seseorang akan tergerak untuk berakhlak dalam setiap kegiatannya baik di rumah, di jalan, di kantor, atau sedang sendirian di tempat sunyi.

Munawir juga menjelaskan, akhlak merupakan faktor terpenting terhadap pembangunan sebuah bangsa. Bangsa manapun di dunia tidak akan pernah maju selama masyarakatnya belum benar-benar bermoral. Moralitas merupakan standar ukur utama terkait apakah  sebuah bangsa mampu menaikkan tarafnya ke arah peradaban yang tinggi atau tidak.

“Akhlak sebagai pilar penting pembangunan sudah terbukti mampu menyejahterakan bangsa-bangsa di dunia ini,” ujarnya

Akhlak mulia adalah kunci untuk meraih segala kemuliaan hidup. Tanpa akhlak mulia maka kehidupan ini akan kacau balau dan tidak akan terjadi keadilan yang didambakan oleh semua orang.

Menurut Munawir, tanpa akhlak mulia maka, mereka yang kuat akan menindas yang lemah, mereka yang pintar akan mengakali yang bodoh, mereka yang kaya akan menindas yang miskin, penguasa yang tidak berakhlak mulia akan selalu berbuat zalim, dan seterusnya. Akhlak adalah merupakan kunci lahirnya masyarakat yang damai, adil, dan sejahtera.

Komunikasi merupakan perilaku paling intens dilakukan oleh manusia, baik komunikasi dalam pengertian berbicara satu sama lain maupun komunikasi dalam pengertian yang lebih luas.

Di dalam Islam, pandangan mengenai akhlak komunikasi sudah diatur dengan jelas. Ketika melakukan komunikasi dengan seseorang, maka harus memastikan pesan yang disampaikan tidak mengandung unsur negatif dan bisa diterima dengan baik.

“Seseorang juga harus  memperhatikan dan berhati-hati serta memikirkan terlebih sebelum memulai sebuah komunikasi, sehingga  yang keluar dari mulut seseorang tidak  menimbulkan bencana dan malapetaka pada orang lain,” tegas imam Masjid Raya Baiturrahman.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama