Heni Ekawati, S.Pd, M.Pd : JURU BICARA BISU PON XXI
Perhelatan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 sudah usai. Banyak catatan yang tetap menarik untuk diketahui publik. Pesta olahraga terbesar empat tahunan di tanah air itu tidak saja melibatkan atlet, pelatih, official dan kepanitiaan lainnya. Ada pemeran lain yang ikut sukseskan even berburu medali dari puluhan cabang olahraga ini.
Salah satu tokoh di balik layar adalah peran seorang reporter media informasi, Heni Ekawati, S. Pd, M. Pd. Isteri dari Maiyuzar, ST ini adalah juru bicara bahasa isyarat. Sebab semua warga berhak mendapatkan informasi kemeriahan PON termasuk penyandang disabilitas tunarungu.
Perempuan kelahiran Takengon, 27 Juli 1982 ini terpilih dalam Media Center PON XXI Aceh yang saat itu membuka studio di Hotel Hermes, Banda Aceh. Dengan talenta khususnya, Henie panggilan akrab ibu dari Rezky Zarfia Nayla dan Muhammad Fay Alghazali, ini mampu menyajikan reportase menarik bertandem bersama pembaca berita lisan.
Penyuka olahraga voli dan badminton ini harus tampil di depan kamera sejak pagi sampai malam. “Saya bertugas mulai jam 08.00 WIB sampai malam, dengan sekali konferensi pers antara 30 sampai 40 menit,” ujarnya.
Tugas itu cukup melelahkan tetapi begitu dinikmatinya. “Karena suksesnya informasi kegiatan PON XXI ini bukan saja pertaruhan nama daerah tetapi juga nama Indonesia,” timpalnya. Atas dedikasi selama PON XXI, pihak Kominfo RI memberikan apresiasi kepada puteri dari Alm. H. Ibrahim Munthe-Hj. Nurhayati Thebe ini sebagai Si paling Tertangguh dari seluruh Tim Media Center PON XXI Aceh.
Dalam penilaiannya kelompok disabilitas ini sering terabaikan. Karena alasan akhirnya ia tertarik untuk belajar dapat berkomunikasi dengan siswa dan orang berkebutuhan khusus ini. Ia memulai belajar bahasa isyarat secara otodidak pada 2008. Hanya setahun, Henie sudah lancar berbahasa isyarat.
Kini Kepala Sekolah Luar Biasa di Yayasan Pendidikan Disabilitas Insani (YAPDI) Banda Aceh ini sering diundang untuk tampil menjadi juru bahasa isyarat di berbagai kegiatan resmi Gubernur Aceh, Kapolda, Dinas Pendidikan Aceh, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pengadilan Negeri Banda Aceh, Bank Indonesia dan lainnya.
Setelah mengintip prestasinya, terkuak bahwa Henie adalah seorang kepala sekolah berprestasi sampai tingkat nasional. Ia mengukir prestasi sebagai perwakilan SLB dari Aceh pada tingkat nasional. Tahun 2016 dia juara 4 dari 6 terbaik pada acara pemaparan Kepala Sekolah di Acara Sekolah Imbas dan Pengimbas se-Indonesia. Lalu, Heni meraih Juara 3 Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Nasional. Dia ia juga menjadi juri pada pemilihan kepala sekolah berprestasi Aceh. Atas pencapaian kesemua ini, ia berbagi pengalaman dan sebagai panelis penulis dari berbagai judul buku.
Tahun 2021, “Henie mewakili Aceh terpilih dari Kemenag RI sebagai Penyusun Al-Qur’an Isyarat bagi Tunarungu. Tahun 2022, 2023 dan 2024 sebagai Narasumber dan Penyusun Al-Qur’an isyarat bagi tunarungu ”, tambah warga Lampulo Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh ini.
Terima kasih Heni Ekawati, atas dedikasi dan peran dalam penyebaran informasi dengan menyertakan kesetaraan dan inklusifitas khususnya bagi para-tunarungu dan tunawicara. Sudah sepatutnya Pemerintah Aceh mempertimbangkan dan mengapresiasi, misal mengangkat ASN P3K pada Dinas Pendidikan Aceh sebagai Pegawai Negeri Sipil. NA RIYA ISON