Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh menghimbau kepada segenap masyarakat Aceh, pasangan calon, para pelaksana dan penyelenggara serta masayarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024.
Himbauan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua MPU Aceh, Tgk. H. Faisal Ali, M.Pd. melalui chanel Youtube MPUAceh TV, Sabtu, 28 September 2024.
Dalam agenda Pilkada muncul berbagai reaksi dari masyarakat, pasangan calon (paslon), partai politik, timses dan lain sebagainya.
Menyikapi kondisi ini MPU Aceh kepada penyelenggara Pilkada, dalam hal ini KIP Aceh untuk menjalankan seluruh kewenangan diberikan berdasarkan Undang-undang agar pilkada berjalan dengan jujur, adil dan rahasia.
Kepada Panwaslih Aceh juga diharapkan dapat menjalankan kewenangannya untuk menjamin berjalannya Pilkada sesuai dengan asas-asas demokrasi.
Pasangan calon (Paslon) saat berjuang dalam upaya mendapatkan kepercayaan masyarakat, diharapkan tidak menyebarkan berita-berita yang tidak benar, menjauhi fitnah, ghibah, serta berhati-hati dalam menyebar berita-berita yang tidak dapat dipertangggungjawabkan.
Masyarakat agar tidak terlalu emosi dan berlebih-lebihan dalam merespon dengan tidak caci maki dan fitnah-menfitnah , jangan menyebar berita bohong.
Sebagai orang beriman, prilaku tersebut sangat bertentangan dengan tuntunan Allah dan rasul-Nya. Majelis Permusyawatan Ulama Aceh sangat berharap kepada segenap masyarakat Aceh yan, kepada kaum muslimin dan muslimat, para pemilih, pendukung, dan timses agar dalam berkomunikasi seperti dii medsos, mohon dijaga kesantunan dan kesopanan, berbicaralah dengan hahasa santun. Karena berkomunikasi yang baik adalah anjuran Nabi kita, jangan sekali-kali untuk saling caci maki.
“Hindari bahasa-bahasa kotor dan kasar, karena itu tidak bermanfaat bagi diri kita sendiri, malah dapat mewarisi contoh tidak baik bagi anak-anak kita di masa yang akan datang,” ujarnya.
Pendidikan Politik
Untuk menyikapi Pilkada serentak 2024, Komisioner KIP Aceh periode 2018-2023, Munawarsyah, SH.I menganjurkan kepada setiap pemilih untuk tetap kooperatif dalam menerima setiap informasi menyangkut program dan visi-misi setiap pasangan calon.
Untuk itu, jelas mantan Ketua KIP Kota Banda Aceh ini sebagai pemilih dan obyek dari kegiatan kampanye Pilkada, masyarakat harus benar-benar mempelajari latar belakang calon pemimpin dengan baik serta pelajari visi dan programnya.
Selain itu, sebagai masyarakat dan pemilih yang baik, untuk menghindari kampanye hitam seperti menghina, membuka aib dan menjelek-jelekkan calon lain, baik secara langsung, memberikan komentar, maupun menggunakan media sosial untuk mempublikasikan, karena berpotensi merusak silahturahmi sekaligus berimbas tindak pidana. Pihaknya mengharapkan kepada Paslon dan Tim kampanye, manfaatkan kegiatan kampanye secara masif dan efektif, mendatangi personal dan atau kelompok-kelompok strategis dalam masyarakat, berdiskusi, berdialog sebagai sarana literasi demokrasi dan pendidikan politik kepada masyarakat dengan cara meyakinkan pemilih berdasarkan visi misi dan program, tidak memaksa apalagi mengintimidasi pemilih, bahkan jangan membeli suara pemilih dengan iming-iming materi
“Gunakan lisan dan media sosial kita untuk menebar kebaikan dan keunggulan masing-masing para calon pemimpin. Karena pemilihan bersifat demokratis, maka hargai pilihan orang lain yang berbeda,” imbuhnya.
Hargai Perbedaan
Imam rawatib Masjid Raya Baiturrahman Dr Tgk. H. Salman Syarifuddin Al Hafidz, MA, berpandangan bahwa semua masyarakat Aceh adalah pemilih yang cerdas, dikarenakan pemilih cerdas memilih sesuai dengan pilihannya berdasarkan integritas, latar belakang dan kecakapan.
Selain itu, pemilih yang baik kata dia, akan tetap menghargai setiap pilihan orang lain yang berbeda dengannya. “Pemilih juga harus menghargai pilihan orang lain, dikarenakan menjaga ukhuwah dan kebersamaan itu jadi hal terpenting dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Tgk Salman.
Sebagai umat Islam, Tgk Salam berharap jangan alpakan doa terbaik dalam momen Pilkada 2024 serentak kali ini, “jika menentukan pilihan, ikhlas karena Allah bukan iming-iming materi, dan jadikan kampanye sebagai dakwah-dakwah pada kebaikan serta hindari fitnah,” harapnya.
Ditanya soal pasangan calon pemimpin yang dibutuhkan untuk Aceh, Tgk Salman secara umum menjelaskan adalah pemimpin yang terus menjaga dan merawat nilai-nilai kebersamaan di tengah masyarakat. Selanjutnya, memiliki sifat jujur dalam menyampaikan visi dan misi bukan sekedar retorika saja.
“Juga harus amanah, yaitu bisa melaksanakan apa yang dikampanyekan serta tabligh, menyampaikan secara lugas dan jelas tidak ada yang disembuyikan info penting demi kemaslahatan ummat,” ulasnya. (marmus)