Maulid Nabi merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan hijriah. Perayaan Maulid Nabi merupakan momentum umat Islam untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Di Aceh Pelaksanaan Maulid Nabi menjadi sebuah tradisi yang tidak dapat lepas dengan budaya Aceh sendiri. Disebutkan, sejarah Maulid Nabi di Aceh memiliki beberapa hal yang perlu diketahui sudah ada sejak era Sultan Ali Mughayat Syah, pendiri Kerajaan Aceh.
Dalam surat wasiatnya, Sultan Ali Mughayat Syah menyebutkan bahwa Maulid Nabi dapat mempererat tali silaturahmi antar kampung di Kerajaan Aceh Darussalam. Kemudian, perayaan Maulid Nabi selama tiga bulan dimulai ketika Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636). yaitu Molot (maulid awal), Adoe Molot (maulid pertengahan), dan Molot Keuneulheueh (maulid akhir).
Persiapan perayaan Maulid Nabi di Aceh sudah dimulai sejak sebulan sebelum Rabiul Awal. Ketika musim perayaan tiba, panitia Maulid Nabi akan mendatangi rumah ke rumah untuk meminta sumbangan dana setelah diputuskan dalam rapat gampong. Menu dihidangan pada perayaan Maulid Nabi di Aceh antara lain mulai dari bu kulah, kuah pacri, daging sapi, kambing, ayam, dan bebek.
Momentum Maulid Nabi bukan saja jadi wahana kenduri dan silaturrahmi, juga menjadi bulan kebangkitan ekonomi bagi para Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti toko kelontong, tukang cukur, warung makan kecil, usaha jahit dan permak pakaian, serta usaha kerajinan tangan
Guru Besar Universitas Syiahkuala (USK) Prof Dr Mukhlis Yunus, SE, M.Si menilai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki dampak peningkatan perekonomian masyarakat di samping sebagai syiar Islam dan wadah silaturahmi.
Dengan semakin banyak peringatan maulid yang digelar di Aceh, maka perputaran ekonomi di tengah-tengah masyarakat akan semakin baik. Hal lainnya tentu sebagai wadah untuk menjalin silaturahmi dan kebersamaan.
Peringatan Maulid sebagai salah satu bentuk syiar islam, banyak hikmah dari peringatan maulid nabi di antaranya wujud rasa syukur atas kelahiran Rasulullah yang telah membawa umatnya dari masa jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
“Yang tak kalah penting, kita juga ingin untuk terus dapat menerapkan keteladanan yang telah dicontohkan oleh Rasul dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujar Mukhlis kepada Tabloid Gema Baiturrahman, Kamis (12/09/2024).
Daya Beli Meningkat
Peringatan Maulid selain untuk syiar dan dakwah, yang digelar setiap tahunnya ini dapat meneladani Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW adalah mahluk sempurna, tauladan terbaik (uswatun hasanah), dimana kita bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, Maulid Nabi Muhammad SAW juga menghidupkan perekonomian.
“Maulid yang digelar di masjid-masjid, Meunasah dan gampong , Maulid yang ada di Aceh bahkan maulid yang ada di nusantara disitu pasti ada konsumsi, ada yang beli seragam baru, ada yang menjual aneka makanan yang halal dan baik, secara tidak langsung syiar agama Islam salah satunya Maulid adalah salah satu faktor penggerak ekonomi,” jawab H.M Fadhil Rahmi, Lc, M.Ag, Senator DPD RI asal Aceh, kepada Tabliod Gema Baiturrahman, Kamis, (12/09/2024).
Menurut Fadhil, jika merujuk dalam tradisi Aceh, pelaksanaan maulid di Aceh itu berlangsung hampir tiga bulan. Molod awai, molod teungoh dan molod akhe.“Tradisi maulid biasanya berlangsung bergilir di tiap tempat yang berbeda selama tiga bulan,” ujarnya.
Kemudian, salah satu faktor utama terjadi pada tiga bulan mulia tersebut kata Fadhil adalah daya beli masyarakat juga mengalami peningkatan drastis. Ini tentu ikut mempengaruhi perekonomian masyarakat di Aceh, yang mayoritasnya adalah petani, nelayan dan pedagang.
Selain memberi efek positif bagi masyarakat di Aceh. Selama perayaan Maulid di Aceh juga terjadi perputaran ekonomi masyarakat yang sangat terasa jauh lebih cepat. “Ini dikarenakan jauh hari telah menyimpan uang untuk membuat kenduri maulid di tiap rumah dan kampung di Aceh.”ungkapnya.
Semoga tiga bulan ke depan, di bulan-bulan perayaan kelahiran makhluk agung dan termulia Muhammad Saw, sehingga dapat meneladani Akhlak Rasullah Saw jadi daya bangkit ekonomi ummat. Aamiin ya Rabb. (Marmus)