Waktu adalah Aset yang Paling Berharga

Banda Aceh (Gema) - Beberapa hari yang lalu, masyarakat Aceh memperingati 20 tahun musibah gempa dan tsunami yang mengguncang provinsi ini pada 2004. Di tengah peringatan tersebut, umat Islam di Aceh juga menyambut pergantian tahun Masehi dari 2024 menuju 2025.Di balik peristiwa besar ini, penting bagi setiap individu untuk merenung dan melakukan introspeksi, terutama mengenai penggunaan waktu dan amal ibadah yang telah dilakukan.

Dalam Kajian Halaqah Magrib disampaikan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Abu Dr Tgk H. A. Gani Isa, SH, M.Ag mengingatkan bahwa waktu adalah anugerah yang sangat terbatas. “Waktu itu seperti pedang, jika kita tidak memotongnya, ia akan memotong kita. Waktu terus berjalan tanpa henti,” ujar Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI Aceh), Minggu, 29 De-sember 2024 lalu.Dosen fakultas Syariah, UIN Ar RaniryDadrussalam, Banda Aceh ini dalam tausiyahnyayang dipenuhi hikmah. Ia mengutip hadis Rasu-lullah SAW, “Al-waqtu kassayf, in lam taqtha'huqatha'ak,” yang berarti bahwa waktu itu bagaikan pedang yang akan melukai jika kita tidak mengendalikannya.

Tgk A Gani juga mengajak umat untuk melakukan rekam jejak diri selama setahun ini, apakah lebih banyak kebaikan yang telah dilakukan atau justru kita terjebak dalam kesalahan dankelalaian. Mengingatkan Surah At-Takatsur, iamenyebutkan, “Kamu telah dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak harta, hingga kamu masuk ke dalam kubur.” Dalam dunia yang penuh dengan godaan materi, katanya sering kali kita lupa untuk mendekatkan diri kepada Allahdan melakukan amal yang saleh. Menyoroti usia umat Nabi Muhammad SAW, Tgk A Gani mengingatkan bahwa Rasulullah SAW menjelaskan bahwa umur umatnya berkisar antara 60 hingga 70 tahun. Oleh karena itu, lanjutnya, jika seseorang sudah mencapai usia tersebut, hendaknya bersyukur karena diberi usia yang lebih panjang dari Rasulullah yang wafat pada usia 63 tahun. Namun, panjang umur harus diiringi dengan amal yang baik.

Selain itu, mantan Kepala Kemenag AcehUtara ini mengutip Surah Al-Asr yang mengingatkan umat manusia bahwa mereka berada dalam kerugian, kecuali bagi mereka yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Ia juga mengajak untuk bijak dalam menggunakan waktu, bersyukuratas segala nikmat, dan tidak terjebak dalam kesedihan yang berlarut-larut, terutama bagi mereka yang kehilangan keluarga akibat tsunami.

Mengakhiri tausiyahnya, Abu Dr Tgk A Gani mengajak umat untuk memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur'an, beristighfar, dan ber-sedekah, serta menjauhi euforia yang tidak Islamiseperti meniup terompet atau bermain kembangapi. Bagi umat Islam, pergantian tahun bukan hanya sekadar momen berganti angka, melainkan waktu yang tepat untuk introspeksi dan memperbaiki diri.

“Rasulullah SAW mengajarkan akhlak mulia,seperti memaafkan orang yang menganiaya kita, menyambung silaturahim, dan memberi kepada yang tidak memberi,” kata beliau, menutup tausiyahnya dengan pesan penuh kebijaksanaan. Marmus

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama