Mubazir Kawan Syaitan

 

Oleh Nurjannah Usman

Berawal dari menghadiri undangan memperingati 20 tahun tsunami dan peresmian salah satu Pesantren di Aceh Besar. Setelah acara seremonial berlangsung, para tamu undangan dijamu dengan makan siang bersama.

Tanpa disengaja terlihat salah satu tamu yang hadir dengan meninggalkan sisa makanan kira-kira setengah piring nasi beserta lawuk-pawuknya serta sudah ditumpahi air dari cuci tangannya sendiri. A’uzubillah sungguh perbuatan yang tidak dapat dicontoh.

Allah SWT telah memperingatkan hambanya dalam QS. Al Isro': 26-2 yang berbunyi, "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan."

Abu Hurairah juga mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda hal-hal yang membuat Allah SWT murka terhadap hambanya dan salah satunya adalah mubazir atau membuang makanan. Sabda Rasulullah SAW ini secara rinci dijelaskan dalam Hadits Riwayat Muslim yang berbunyi:

Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridha) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang tidak berguna serta membuang-buang harta.

Allah dan Rasul sudah memperingatkan kita agar tidak membuang-buang makanan, sangat jelas Allah mengatakan mubazir adalah kawan syaitan. Selain itu, banyak tabi’at dalam menjalani kehidupan dengan prilaku tamak, seperti mengambil makanan yang berlebihan sehingga tidak mampu dihabiskan dan sisanya dibuang, dibiarkan tanpa rasa bersalah dan berdosa.

Ingat wahai teman-teman sekalian, kita bisa membuang-membuang makanan tanpa rasa berdosa. Sesungguhnya saudara kita dibelahan dunia manapun, salah satu contohnya, Palestina ada yang meninggal karena kelaparan.

Kita dengan rasa tak bersalah mengambil hak orang lain, walaupun itu makanan dirumah kita sendiri, kita yang cari, belanja dan masak tetapi tetap tidak boleh kitab uang-buang. Apalagi kita diundang dijamu-jamuan makan bersama, ingat yang diambil dan yang sanggup dimakan karena masih banyak orang lain yang berharap makanan tersebut.

Ketika kita diundang orang hormati undangan tersebut jika tak berhalangan untuk menyambung silaturrahmi dan hormati juga makanan yang disedekahkan untuk sehabis dimakan. Jangan sampai dengan tingkah kita membuat situan rumah khawatir ketidak cukupan makanan yang sudah ditargetkan untuk undangan yang lain yang sudah diundang dan diperhitungkan.

Mari memperbaiki menyelamatkan harta sendiri dan harta orang lain dari sifat tamak karena sesungguhnya perbuatan tersebut kawan syaitan, dapat merugikan orang lain, diri sendiri dan mendapatkan dosa dari Allah SWT.

 

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama